Latar Belakang saya membuat apliaksi ini, Dengan adanya proses Aplikasi administrasi
yang sudah terkomputerisasi pada
Stevani Salon dan SPA Bekasi terbukti membantu proses perhitungan biaya yang
harus dibayar oleh pelanggan dengan akurat dan cepat. Sehingga tidak ada lagi
kesalahan dalam perhitungan biaya yang dikenakan kepada pelanggan dan juga
perhitungan gaji untuk para karyawan. Sistem yang terkomputerisasi ini
diharapkan dapat menghemat waktu serta meningkatkan kualitas layanan menjadi
lebih baik dan efektif.
Rabu, 10 Oktober 2012
"Aplikasi Administrasi Stevani Salon Dan SPA"
Aplikasi ini dibuat untuk Penulisan Ilmiah di Semester 6 Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Mencapai Jenjang D III / Setara Sarjana Muda, Universitas Gunadarma.
Abstraksi Penulisan Ilmiah
ABSTRAKSI
Aplikasi Administrasi Stevani Salon dan SPA Bekasi
Penulisan
Ilmiah. Jurusan Sistem Informasi,
Fakultas Ilmu Komputer
Kata
Kunci : Aplikasi Administrasi, My SQL, JAVA
(xiii + 60 + Lampiran )
Pembuatan
Aplikasi Administrasi Stevani
Salon dan SPA Bekasi ini berdasarkan permasalahan yang terjadi pada umumnya
adalah pada saat terjadi proses transaksi. Proses transaksi yang terjadi setiap
harinya biasanya ditulis disebuah buku, dan dilakukan perhitungan total biaya
yang harus dibayar oleh pelanggan secara manual. Kemungkinan
kesalahan perhitungan pada proses transaksi tersebut dapat terjadi. Misalnya
kesalahan dalam menghitung total biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh
pelanggan. Kesalahan tersebut dapat menghasilkan data yang tidak benar dan
dapat menyebabkan kerugian di salah satu pihak, yakni pelanggan tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem
komputerisasi pada salon tersebut yang dapat mengatasi masalah-masalah di atas.
Penulis berharap dengan adanya system komputerisasi ini, selain mempermudah
perhitungan pada proses transaksi, juga dapat menyajikan laporan yang jelas dan
rapi. Dalam pembuatan aplikasi administrasi
ini penulis menggunakan alat bantu perancangan system yaitu Struktur Navigasi,
Flowchart, DFD ( Data Flow Diagram), ERD ( Entity Relationship Diagram) dan
Normalisasi, serta di dukung dengan menggunakan program Netbeans versi 7.2.
Daftar Pustaka (2002-2012)
Senin, 18 Juni 2012
Tugas Ketiga Softskills-Review Jurnal
HUBUNGAN FAKRTOR DENGAN PERILAKU REMAJA DALAM HAL KESEHATAN
REPRODUKSI DI SLTPN MEDAN
TAHUN 2002
ABSTRAK
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi fungsi serta prosesnya. Melhat kompleksnya permasalahan kesehatan reproduksi serta dampaknya dalam menentukan kualitas hidup remaja sehingga mendorong penulis untuk mengetahui sejauh mana perilaku remaja dalam hal kesehatan reproduksinya.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan faktor eksternal remaja dengan perilaku remaja dalam kesehatan reproduksi. Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan antara pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, komunikasi orang tua-anak, media komunikasi massa dengan perilaku remaja dalam hal reproduksi.
Hipotesis penelitian ini adalah adanya hubungan anatara pendidikan ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, komunikasi orang tua anak, media komunikasi massa dengan perilaku remaja dalam hal kesehatan reproduksi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 28% remaja berperilaku resiko dalam hal kesehatan reproduksi dan 72% yang tidak beresiko.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Remaja sebagai bagian dari generasi muda merupakan aset nasional yang sangat penting dalam mempersiapkan kelangsungan program selanjutnya baik sebagai sasaran pembangunan atau sebagai pelaku pembangunan itu sendiri. Masalah perilau reproduksi di kalangan remaja tidak saja senagai akibat dari biologis semata tetapi juga berkenaan dengan faktor lingkungan serta kurangnya pembekalan informasi mengenai reproduksi sehat secara utuh dan menyeluruh yang disebabkan oleh beberapa kendala seperti sulit berkomunikasi dengan orang lain dan tidak tahu kemana dan dimana bisa mencari informasi tentang reproduksi. Dan pola kehidupan remaja tidak terlepas dari dampak globalisasi antara lain pergaulan bebas, longgarnya norma sosial, serta arus informasi yang semakin menigkat.
Berdasarkan keadaan ini maka dirasakan perlu untuk melakukan penelitian terhadap remaja khususnya untuk mengetahui hubungan faktor internal dan eksternal remaja dengan perilaku remaja dalam hal kesehatan reproduksi.
Rumusan masalah
Rumusan masalahnya adalahnya belum diketahuinya hubungan faktor eksternal dengan perilaku remaja yang beresiko dalam hal kesehatan reproduksi.
Tujuan penelitian
Diketahinya gambaran perilaku remaja dalam hal kesehatan reproduksi dan faktor eksternal remaja yang berhubungan dengan perilaku remaja dalam hal kesehatan reproduksi.
Hasil penelitian dan Pembahasan
1. Perilaku Remaja Dalam Hal Kesehatan Reproduksi
Secara presentase gambaran kondisi remaja di SLTP menunjukan bahwa 28% berperilaku kesehatan reproduksi yang beresiko. Keadaan ini disebabkan oleh karena informasi tentang perilaku kesehatan reproduksi terutama seks lebih mudah diperoleh karena aksesnya banyak antara lain melalui media cetak dan elektronik, serta lingkungan sekitarnya di mana banyak remaja yang menyaksikan perilaku berpacaran didepan umum.
Keadan ini dapat dicegah melalui pendidikan kesehatan reproduksi yang terprogram ke institusi sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler untuk menyelenggarakan pelatihan dan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi serta pemberian buku bacaan yang mendidik tentang kesehatan reproduksi pada institusi sekolah tersebut.
2. Pendidikan Ayah
Ayah yang berpendidikan rendah (34.8%) proporsinya lebih banyak dari ayah yang berpendidikan tinggi (26.2%) untuk mempunya remaja berperilaku kesehatan reproduksi yang beresiko. Berdasarkan hasil di atas di anjurkan kepada ayah yang berpendidikan rendah agar dapat memberikan model yang baik tentang perilaku kepada remajanya.
3. Pendidikan Ibu
Perilaku kesehatan reproduksi remaja yang beresiko ini terjadi lebih banyak pada ibu yang berpendidikan rendah (34.5%) dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi (25.6%). Keadaan ini disebabkan antara lain ibu yang berpendidikan rendah kurang memahami tentang masalah perilaku kesehatan reproduksi yang beresiko.
4. Pekerjaan Ayah
Berdasarkan hasil uji silang diketahui bahwa ada perbedaan proporsi mengenai pekerjaan dimana proporsi ayah yang bekerja non-formal (38.9%) lebih banyak dibandingkan ayah yang bekerja formal (22.5%). Hal ini dapat diartikan bahwa dengan ayah yang bekerja formal di sektor formal mempunyai pendapatan yang relatif stabil sehingga kebutuhan pokok keluarga terpenuhi.
5. Pekerjaan Ibu
Didapatkan jumlah yang hampir sama antara ibu yang tidak bekerja (28.4%) dengan ibu bekerja (27.5%) dapat membuat remaja berperilaku kesehatan reproduksi yang beresiko. Hal ini menunjukan bahwa ibu-ibu yang tidak bekerja dan tidak bekerja mempunyai proporsi yang sama untuk mempunyai remaja yang berperilaku kesehatan reproduksi yang beresiko.
6. Komunikasi Orang Tua
Proporsi remaja yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang tua (33.8%) lebih banyak dibandingkan dengan yang pernah berkomunikasi dengan orang tua (19%). Keadaan ini dikaitkan dengan keberadaan orang tua dirumah sehingga tidak ada kesempatan dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik tentang kesehatan reproduksi kepada remajanya.
7. Media Komunkasi Massa
Media cetak (19.5%) mempuyai proporsi lebih sedikit dibandingkan dengan media elektronik (33.3%) dalam meningkatkan perolaku kesehatan reproduksi yang beresiko. Keadan ini disebabkan oleh tersedianya sarana media massa dan mudahnya responden mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi yang beresiko tanpa batas.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari hasil penelitian SLTP di medan dapat diketahui bahwa remaja yang berperilaku tidak beresiko dalam hal kesehaatan reproduksinya lebih banyak dibandingkan dengan yang berperilaku beresiko.
2. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, komunikasi orang tua-anak, media komunikasi massa dengan perilaku remaja dalam hal reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Z., 1999. Kurikulum Pendidikan Kesehatan dan Kesehatan Reproduksi Remaja, IDI, Jakarta.
Marliah, 2000. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Remaja diantara Siswa SMU di Kota Madya Bandung. Tesis, FKUI, Depok.
Salam, E. S. A., 1995. Aktivitas Seksual Remaja dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, dalam Laporan Penelitian Fakultas Ushuludin IAIN Raden Fatah, Curup.
TAHUN 2002
ABSTRAK
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi fungsi serta prosesnya. Melhat kompleksnya permasalahan kesehatan reproduksi serta dampaknya dalam menentukan kualitas hidup remaja sehingga mendorong penulis untuk mengetahui sejauh mana perilaku remaja dalam hal kesehatan reproduksinya.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan faktor eksternal remaja dengan perilaku remaja dalam kesehatan reproduksi. Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan antara pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, komunikasi orang tua-anak, media komunikasi massa dengan perilaku remaja dalam hal reproduksi.
Hipotesis penelitian ini adalah adanya hubungan anatara pendidikan ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, komunikasi orang tua anak, media komunikasi massa dengan perilaku remaja dalam hal kesehatan reproduksi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 28% remaja berperilaku resiko dalam hal kesehatan reproduksi dan 72% yang tidak beresiko.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Remaja sebagai bagian dari generasi muda merupakan aset nasional yang sangat penting dalam mempersiapkan kelangsungan program selanjutnya baik sebagai sasaran pembangunan atau sebagai pelaku pembangunan itu sendiri. Masalah perilau reproduksi di kalangan remaja tidak saja senagai akibat dari biologis semata tetapi juga berkenaan dengan faktor lingkungan serta kurangnya pembekalan informasi mengenai reproduksi sehat secara utuh dan menyeluruh yang disebabkan oleh beberapa kendala seperti sulit berkomunikasi dengan orang lain dan tidak tahu kemana dan dimana bisa mencari informasi tentang reproduksi. Dan pola kehidupan remaja tidak terlepas dari dampak globalisasi antara lain pergaulan bebas, longgarnya norma sosial, serta arus informasi yang semakin menigkat.
Berdasarkan keadaan ini maka dirasakan perlu untuk melakukan penelitian terhadap remaja khususnya untuk mengetahui hubungan faktor internal dan eksternal remaja dengan perilaku remaja dalam hal kesehatan reproduksi.
Rumusan masalah
Rumusan masalahnya adalahnya belum diketahuinya hubungan faktor eksternal dengan perilaku remaja yang beresiko dalam hal kesehatan reproduksi.
Tujuan penelitian
Diketahinya gambaran perilaku remaja dalam hal kesehatan reproduksi dan faktor eksternal remaja yang berhubungan dengan perilaku remaja dalam hal kesehatan reproduksi.
Hasil penelitian dan Pembahasan
1. Perilaku Remaja Dalam Hal Kesehatan Reproduksi
Secara presentase gambaran kondisi remaja di SLTP menunjukan bahwa 28% berperilaku kesehatan reproduksi yang beresiko. Keadaan ini disebabkan oleh karena informasi tentang perilaku kesehatan reproduksi terutama seks lebih mudah diperoleh karena aksesnya banyak antara lain melalui media cetak dan elektronik, serta lingkungan sekitarnya di mana banyak remaja yang menyaksikan perilaku berpacaran didepan umum.
Keadan ini dapat dicegah melalui pendidikan kesehatan reproduksi yang terprogram ke institusi sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler untuk menyelenggarakan pelatihan dan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi serta pemberian buku bacaan yang mendidik tentang kesehatan reproduksi pada institusi sekolah tersebut.
2. Pendidikan Ayah
Ayah yang berpendidikan rendah (34.8%) proporsinya lebih banyak dari ayah yang berpendidikan tinggi (26.2%) untuk mempunya remaja berperilaku kesehatan reproduksi yang beresiko. Berdasarkan hasil di atas di anjurkan kepada ayah yang berpendidikan rendah agar dapat memberikan model yang baik tentang perilaku kepada remajanya.
3. Pendidikan Ibu
Perilaku kesehatan reproduksi remaja yang beresiko ini terjadi lebih banyak pada ibu yang berpendidikan rendah (34.5%) dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi (25.6%). Keadaan ini disebabkan antara lain ibu yang berpendidikan rendah kurang memahami tentang masalah perilaku kesehatan reproduksi yang beresiko.
4. Pekerjaan Ayah
Berdasarkan hasil uji silang diketahui bahwa ada perbedaan proporsi mengenai pekerjaan dimana proporsi ayah yang bekerja non-formal (38.9%) lebih banyak dibandingkan ayah yang bekerja formal (22.5%). Hal ini dapat diartikan bahwa dengan ayah yang bekerja formal di sektor formal mempunyai pendapatan yang relatif stabil sehingga kebutuhan pokok keluarga terpenuhi.
5. Pekerjaan Ibu
Didapatkan jumlah yang hampir sama antara ibu yang tidak bekerja (28.4%) dengan ibu bekerja (27.5%) dapat membuat remaja berperilaku kesehatan reproduksi yang beresiko. Hal ini menunjukan bahwa ibu-ibu yang tidak bekerja dan tidak bekerja mempunyai proporsi yang sama untuk mempunyai remaja yang berperilaku kesehatan reproduksi yang beresiko.
6. Komunikasi Orang Tua
Proporsi remaja yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang tua (33.8%) lebih banyak dibandingkan dengan yang pernah berkomunikasi dengan orang tua (19%). Keadaan ini dikaitkan dengan keberadaan orang tua dirumah sehingga tidak ada kesempatan dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik tentang kesehatan reproduksi kepada remajanya.
7. Media Komunkasi Massa
Media cetak (19.5%) mempuyai proporsi lebih sedikit dibandingkan dengan media elektronik (33.3%) dalam meningkatkan perolaku kesehatan reproduksi yang beresiko. Keadan ini disebabkan oleh tersedianya sarana media massa dan mudahnya responden mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi yang beresiko tanpa batas.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari hasil penelitian SLTP di medan dapat diketahui bahwa remaja yang berperilaku tidak beresiko dalam hal kesehaatan reproduksinya lebih banyak dibandingkan dengan yang berperilaku beresiko.
2. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, komunikasi orang tua-anak, media komunikasi massa dengan perilaku remaja dalam hal reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Z., 1999. Kurikulum Pendidikan Kesehatan dan Kesehatan Reproduksi Remaja, IDI, Jakarta.
Marliah, 2000. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Remaja diantara Siswa SMU di Kota Madya Bandung. Tesis, FKUI, Depok.
Salam, E. S. A., 1995. Aktivitas Seksual Remaja dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, dalam Laporan Penelitian Fakultas Ushuludin IAIN Raden Fatah, Curup.
Kamis, 26 April 2012
Penulisan Makalah " Negeri 5 Menara"
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER
MAKALAH
Bahasa Indonesia 2
Negeri 5 Menara
Nama : Rizki Kurniasari
Kelas : 3KA22
NPM : 12109064
|
UNTUK
MELENGKAPI TUGAS BAHASA INDONESIA 2
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah rahmat petunjuk dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Makalah ini. Shalawat dan salam penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para
pengikutnya yang setia sampai akhir jaman.
Adapun Penulisan
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas kedua Bahasa Indonesia (softskill)
pada jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma.
Pada kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Penulisan Makalah ini, terutama
kepada :
1. Ibu
Prof. E. S. Margianti, S.E, M.M, selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2. Bapak
Bambang Wahyudi S.Kom, M.SI, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer
3. Bapak
Dr. Setia Wirawan, SKom, M.SI, selaku Ketua Sistem Informasi.
4. Bapak
Jono Suroyo S.Kom, M.SI, selaku Dosen Bahasa Indonesia 2.
5. Seluruh
keluarga tercinta, yang selalu memberikan dorongan dan doa restu-nya.
6. Dan
Kawan – kawan 3KA22 atas solidaritas dan dukungannya.
Dengan segala
kerendahan hati, penulis sangat menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam Penulisan Makalah ini. Oleh karena itu
penulis mohon maaf atas kekurangan tersebut. Saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Penulisan Makalah
ini. Akhir harapan penulis adalah semoga Penulisan Makalah ini dapat bermanfaat,
bagi penulis, perkembangan dunia menjaga kesehatan, serta para pembaca
Penulisan Makalah ini.
Akhir kata Assallammualaikum Wr Wb.
Bekasi,
20 April 2012
Rizki
Kurniasari
ii
Daftar isi
Halaman
Halaman judul
………………………………………………………………...i
Kata
pengantar ……………………………………………………………… ii
Daftar isi
……………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………...1
1.1 Latar belakang ……………………………………………………1
1.2 Batasan masalah …………………………………………………..1
1.3 Rumusan masalah ………………………………………………....2
1.4 Tujuan …………………………………………………………… 2
1.5 Manfaat …………………………………………………………...2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
………………………………………………....3
2.1.Pengertian novel ……………………………………………………3
2.2.Pengertian penokohan………………………………………………3
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………5
3.1.Subjek penelitian …………………………………………………...5
3.2.Tehnik pengumpulan data…………………………………………....5
3.3.Tehnik analisis data
…………………………………………………5
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................6
4.1.Sinopsis ……….……………………………………………………6
4.2.Penokohan
…….…………………………………………………..12
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………14
5.1 Kesimpulan
………………………………………………………..14
5.2 Saran
……………………………………………………………...14
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………....15
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Sejak
masa reformasi media massa di Indonesia mengalami perkembangan pesat. Mulai
dari media cetak seperti surat kabar dan majalah hingga munculnya
saluran-saluran baru radio dan televisi. Dari segi isi dan pemberitaan, media
juga dapat dikatakan lebih “berani” dalam mengomentari kebijakan pemerintah
atau memberitakan realita di masyarakat.
Sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,
pemikiran, perasaan, Gagasan, semangat dan keyakinan dalam suatu buntuk
gambaran kongkrit yang membangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa(Sumarno dan
saini,1991:3). Karya sastra yang baik mampu meningkatkan kesan dan para
pembacanya dapat larut bersama karya sastra tersebut. Dengan begitu akan
menciptakan kepuasan dalam jiwa pembaca. Sehingga kita bisa menggunakan suatu
karya sastra sebagai media dakwah, pembelajaran dan lain-lain.
Diantara
tiga karya sastra teks naratif, Novel adalah salah satu yang paling banyak di
minati oleh pembaca dari anak-anak sampai orang dewasa. Dalam sebuah novel
terdapat dua unsur yang penting yaitu unsur intrinsik & ekstrinsik.
Unsur
intrinsik di dalamnya terdapat banyak hal, seperti penokohan, latar, alurm dan
lain-lain. Penokohan menjadi sesuatu yag sangat penting dalam novel, yang
menjadi dasar pengarang dalam mengembangkan karangannya, tapi sering kali
pengarang, dalam menggambarkan tokohnya kurang jelas atau kurang di mengerti
oleh pembaca. Untuk itu kami menyusun karya tulis ilmiah ini dengan memberi penjelasan
lebih mendalam tentang penokohan dalam novel.
1.2 BATASAN MASALAH
Karya tulis ilmiah ini penulis hanya membatasi pada unsur
intrinsik saja yaitu tentang Penokohan untuk unsur intrinsik yang lainnya tidak
akan di bahas dalam karya tulis ilmiah ini.
1.3 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang dan batasan masalah tesebut, maka kami dapat
membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana penokohan yang ada
dalam novel “Negeri 5 Menara”?
2.
Bagaimana penggambaran tokoh
dalam novel “Negeri 5 Menara”.
1.4 TUJUAN
Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk :
·
Mendeskripsikan penokohan
dalam novel’NEGERI 5 MENARA’
·
Mendeskripsikan cara penulis
dalam menggambarkan tokoh dalam novel ‘NEGERI 5 MENERA’.
1.5 MANFAAT
Karya tulis ilmiah ini dapat dimanfaatkan sebagai :
1.
Wacana belajar
2.
Untuk lebih memahami
penokohan dalam novel.
3.
Sebagai literatur untuk
lebih memahami penokohan dalam sebuah novel.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian novel
Novel dikarang sebagai suatu yang menggambarkan tentang kejadian
sehari-hari di masyarakat, Meskipun kadang-kadang kejadiannya tidak nyata
terjadi melainkan imajinasi penulisnya. Tetapi itu merupakan sesuatu yang dapat
di pahami oleh pembaca karena tetap menggunakan prinsip yang sama dalam
kehidupan sehari-hari.
Novel adalah suatu karangan yang bersifat cerita dan
menceritakan suatu kejadian yang sangat luar biasa dari kehidupan orang-orang
yang mengalihkan tujuan nasib mereka. Menurut Virgiana Holf (Lubis,1960:30)
Novel adalah suatu kronil penghidupan merenungkan dan melukiskan dalam bentuk
tertentu, pengaruh, ikatan, hasil, hancuran atau tercapainya gerak gerik
manusia.Menurut H.B Jasin (pada buku tifa menyair dan daerahnya) Novel adalah
suatu karangan prosa yang bersifat cerita dan yang menceritakan suatu kejadian
yang luar biasa dari kehudupan orang orang luar yang mengalihkan tujuan nasib
mereka.
Novel menurut bahasa artinya kabar atau pemberitahuan
namun menurut istilah adalah bentuk prosa yang ringkas isinya. Lebih terbatas
dari pada roman dan lebih panjang dari pada cerpen. Sedangkan sifat-sifat dan
perbuatan perilaku-perilaku dalam novel tidak di uraikan secara panjang lebar
seperti roman.
2.2 Pengertian penokohan
Menurut james dalam Nurgiantoro(1998,165), Penokohan adalah
gambaran yang jelas tentag seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
Sedangkan menurut Stanton dalam Semi(1984,31), Penokohan dalam suatu fiksi
biasanya mengacu pada tokoh dalam cerita dan kepada pembauran dari minat,
keinginan, emosi dan moral yang membentuk individu yang bermain dalam suatu
cerita.
Biasanya tokoh cerita bukan hanya 1 atau 2 orang saja bahkan
melebihi 3 dan seterusnya. Tokoh yang paling banyak berhubungan dengan tokoh
lain dan
sering muncul dalam suatu cerita disebut Tokoh utama.Tindakan tokoh cerita merupakan rangkaian peristiwa antara satu kesatuan. Setiap perbuatan atau tindakan tokoh pasti berhubungan dengan tindakan-tindakan atau peristiwa sebelumnya. Tindakan itu selalu kronologis,jadi mengikuti jalannya cerita, sama halnya dengan mengikuti perkembangan tokoh melalui perbuatan atau tindakan-tindakannya.
3
sering muncul dalam suatu cerita disebut Tokoh utama.Tindakan tokoh cerita merupakan rangkaian peristiwa antara satu kesatuan. Setiap perbuatan atau tindakan tokoh pasti berhubungan dengan tindakan-tindakan atau peristiwa sebelumnya. Tindakan itu selalu kronologis,jadi mengikuti jalannya cerita, sama halnya dengan mengikuti perkembangan tokoh melalui perbuatan atau tindakan-tindakannya.
Menurut Sumardjo dan Saini melukiskan watak tokoh dalam cerita
dapat dilihat dari:
Reaksi tokoh terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi.
- . Jalan pikiran pelaku atau tokoh.
- Penggambaran fisik pelaku atau tokoh.
- Keadaan lingkungan sekitar tokoh.
- Melalui ucapan-ucapannya.
- . Reaksi tokoh pada peristiwa- peristiwa yang tejadi.
Berdasarkan ulasan diatas kami menyimpulkan bahwa penokohan adalah
pelukisan atau penggambaran tokoh melalaui sifat-sifat dan tingkah laku dalam suatu
cerita secara kronologi.
4
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 Subjek
penilitian
Karya ilmiah ini mengambil subjek novel “Negeri 5
Menara”. Novel ini mewakili novel-novel lain yang bertemakan kehidupan seorang
anak yang hidup dalam lingkungan pondok pesantren.
3.2 Tehnik
Pengumpulan data
Teknik
pengumpulan data yang dipakai dalam karya ilmiah ini adalah “Pengamatan
atau Observasi”.
3.3 Tehnik
Analisis data
Sedangkan Teknik
analisis data yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah metode
“Kuantitatif”.
5
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.
SINOPSIS
Alif
lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah
Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan,
bermain bola di sawah berlumpur dan tentu mandi berkecipak di air biru Danau
Maninjau.
Tiba-tiba saja dia
harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju
sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau
Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya:
belajar di pondok.
Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif
terkesima dengan “mantera” sakti man
jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses.
Dia terheran-heran mendengar
komentator sepakbola berbahasa Arab, anak menggigau dalam bahasa Inggris,
merinding mendengar ribuan orang melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan melihat
pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.
Dipersatukan oleh
hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said
dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari
Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka berenam kerap
menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak pulang ke ufuk. Di
mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian
masing-masing. Kemana impian jiwa muda ini membawa mereka? Mereka tidak tahu.
Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun.
Tuhan sungguh Maha Mendengar.
4.2.
PENOKOHAN
4.2.1
Tokoh Utama
Tokoh utama adalah Tokoh yang menjadi pusat dalam cerita, banyak
berhubungan tokoh lain serta tokoh ini sering muncul dalam cerita. Dalam Novel
yang berjudul ‘NEGERI 5 MENARA’ ini, tokoh utamanya yaitu :
1.
Alif fikri (Sahibul Menara).
4.2.2
Tokoh Pembantu
Tokoh pembantu ialah yang menjadi pelengkap,Tokoh yang membantu
jalannya suatu cerita. Dan dalam novel ‘NEGERI 5 MENARA‘ Tokoh-Tokoh pembantu
diantaranya:
·
Raja Lubis (sahabat Alif di
PM)
·
Said Jufri (Sahabat Alif di
PM)
·
Dulmajid (Sahabat Alif di
PM)
·
Baso Salahuddin (Sahabat
Alif di PM)
·
Atang (Sahabat Alif di PM)
·
Amak (Ibu Alif)
·
Fikri Syafnir (Ayah Alif)
·
Ust Salman (Wali Kelas Alif
pada waktu diPM)
·
Randai (Sahabat Alif
diManinjau)
·
Kyai Rais (Pemimpin Pondok
Madani)
·
Ust Torik(Guru Alif pada
waktu diPM)
·
Ust Kholid (Guru Alif di PM)
·
Ust Faris (Guru Alif di PM)
·
Kak Iskandar (Ketua Asrama
Al barq)
·
Randai (Teman Alif di
Maninjau)
4.3 Analisis Penokohan
4.3.1
Tokoh Protagonis
Tokoh
Protagonis yaitu Tokoh berprilaku baik didalam suatu cerita. Didalam novel yang
berjudul “NEGERI 5 MENARA“ ini tokoh- tokoh yang termasuk tokoh protagonis yaitu :
1.
Alif Fikri
Dia adalah pemeran utama
dalam novel ini, dia berasal dari Maninjau BUKIT TINGGI, Dia anak yang baik,
selalu usaha dalam melakukan sesuatu. Berikut cuplikannya:
“ kalau begitu,kalau kita
mau berhasil ujian ini, kita belajar sedikit lebih lama dari kebanyakan teman
–teman di Kamp konsentrasi ,“Simpulku.
“ Bismillah ya Tuhan, sudah
aku kerahkan segala usaha, sekarang aku serahkan penampilanku kepadamu dengan
segala ikhlas,”gumamku.
2.
Raja Lubis
Dia merupakan teman Alif
pada waktu di PM,dia anak yang pintar dan memiliki pengetahuan yang luas.
Berikut Cuplikannya :
“Untuk menarik perhatian
pendengar, selain menggunakan suara yang lantang, ikat meraka dengan matakau,
pandang mata mereka dengan lekat,” saran Raja sambil mengarahkan 2 jari
kemataku.
“Arti harfiahya Kotak, bukan
lemari (tempat pakaian buku dan segala macam yang kita punya.Lemari kecil yang
lebih menyerupai kotak,” terang raja yang memiliki banyak informasi dan dengan
senang hati berbagi.
3.
Baso Salahuddin
Dia adalah teman alif di
PM,dia anaknya pendiam , sangat taat terhadap aturan dan mempunyai keinginan
untuk menghafal Al-Qur’an . Berikut
kutipan ceritanya :
“melihat yang bukan mukhrim
bisa menghilangkan hapalan Al-Qur’an ku”, kata baso dengan suara rendah.
4.
Said Jufri
Dia adalah teman alif di PM,
dia anak yang selalu optimis memberikan saran –sarannya . berikut kutipan
ceritanya :
“tenang akhi , sebentar lagi
kita akan selamat . asrama tinggal 100 m lagi insyaallah tidak akan kena
hukum”, kata said dengan sangat optimis.
Said , ”Ya akhi , sebelum
keasrama ,kita ke studio foto dulu yuk . kapan lagi tiga orang berkepala
shaolin berfoto pakai sarung.” , said memang selalu tau bagaimana mengambil
sisi positif dari setiap bencana .
5.
Atang
Dia adalah teman Alif pada
waktu di PM, dia anak yang memiliki wajah serius, mudah mengenal seseorang,
patuh terhadap aturan dan juga baik. Berikut kutipan ceritanya :
“Eh......kenalkan nama saya
Atang,” sambil menyorongkan tangannya, dan buru – buru dia menambahkan , “saya
dari Bandung urang sunda,”
“Said, ingat jangan kita
menjadi Jasus 2x dalam 2 bulan,” sahut Atang disaat hendak melakukan kesalahan.
“Aku juga tidak punya duit
sekarang, tapi aku bisa menjamin tinggal kalian selama diBandung. Pergi ke
Bandung
jelas tidak bayar karena naik mobil bapakku, untuk ongkos kembali dari
Bandung ke PM aku bisa meminjamkan nanti,” bujuk Atang pada saat ingin mengajak
Alif dan Baso.
9
6.
Dulmajid
Dia adalah teman Alif juga pada waktu di PM, dia anak yang baik,
suka bercanda, setia kawan. Berikut kutipan ceritanya :
“ Lif, aku akan menunggumu sampai kamu selesai mengerjakan tugas
itu ,” kata Dulmajid
7.
Amak
Beliau merupakan Ibu Alif ,
yang memiliki sifat jujur, adil sekaligus baik hati. Berikut kutipan ceritanya
:
“Bang Ambo ingin berlaku
adil , dan keadilan hrus dimulai dari diri sendiri, bahkan anak sendiri.
Aturannya siapa yang tak mau praktek menyanyi dapat angka merah,” kata Amak
ketika Ayah bertanya, “kok tega memberi angka buruk pada anak.
“Kita disini adalah
pendidik. Kalau kayak begini ini bukan mendidik, kemana muka kita disembunyikan
dari Allah yang maha melihat.Ambo tak mau ikut bersokongkol dalam ke tidak
jujuran ini,” frontal dan pas di ulu hati.
8.
Ayah Alif
Beliau adalah orang yang
baik, tidak banyak bicara tapi sekali bicara langsung merasuk di hati. Berikut
kutipa ceritanya :
“ Pak anak ambo kelakuanya
baik dan NEMnya termasuk paling tinggi di Agam, kami kirim untuk mendalami
agama,” ucap ayah pada saat berbicara dengan pak Sutan yang menjengkelkan.
9.
Kyai Rais
Beliau adalah guru besar
Alif pada waktu di PM, Beliau orang yang
sangat sabar, berwibawa, dan setiap kata – katanya
enak didengar, merasuk dalm hati dan selalu benar terjadi jika dilaksanakan dengan sungguh – sungguh. Berikut kutipan ceritanya :
10
enak didengar, merasuk dalm hati dan selalu benar terjadi jika dilaksanakan dengan sungguh – sungguh. Berikut kutipan ceritanya :
“Mandirilah maka kamu akan jadi orang merdeka dan maju.
I’timad Ala Nafsi, bergantung pada diri sendiri, jangan dengan orang lain,
cukuplah bantuan Tuhan yang menjdi panutanmu,” Nasihat Kyai Rais.
10. Kak Iskandar
10. Kak Iskandar
Dia adalh ketua asrama Al
barq, tenpat Alif dengan Sahibul yang lain tidur, dia orang yang tegas dan
baik. Berikut kutipannya :
“ Sebelum tidur, kami akan
bacakan Qonun, aturan tidak tertulis yng tidak boleh dilanggar. Pelanggaran
pasti akan diganjar sesuai dengan kesalahannya dan ganjaran paling berat adalah
dipulangkan dari PM selama – lamanya,” katanya dengan serius dan tegas.
11. Randai
Dia adalah teman kecil
(teman akrab) Alif di Maninjau (dikampungnya), dia anaknya sedikit sombong,
tapi dia juga baik. Berikut kutipannya :
“Kmu belum pernah lihat
Komputer kan ? nah disini semua murid ikit belajar komputer karena sekolahku
baru membuat Lab komputer yang paling modern di kota kita,senagnya” katanya
dengan bangga hati.
12. Ust Faris
Dia adalah Guru Alif di PM,
beliau mengajar Al- Qur’an Hadist,orangnya baik dan selalu memberi nasihat yang
baik pula. Berikut kutipannya :
11
“Bacalah Al – Qur’an dan Al
Hadist dengan mata hati kalian, resapi dan lihatlah mereka secara menyeluruh,
saling berkait menjadi pelita bagi kehidupan kita,” katanya dengan suara
Bariton yang sangat terjaga vibranya.
13. Ust Kholid
Beliau adalah ustad yang
sangat berpengalaman, dia juga pernah menuntut ilmu di Kairo, orangnya baik.
Brikut kutipannya :
“ Iya sederhanya, kalau kita
mewaqafkan tanah jesekolah maka tanah itu berpindah ketangan sekolah itu selamanya untuk
kepentingan sekolah dan umat. Dan saya, karena tidak punya tanah, yang saya
waqafkan diri saya sendiri,” kata Ust Khalid.
14. Ust Salman
Beliau adalah Wali Kelas
Alif di PM, orangnya baik, dan beliau mengajar pelajaran sejarah di PM. Berikut
kutipannya :
“ Sejarah bukan seni
bernostalgia, tapi sejarah adalah ibrah pelajran yng bisa kita tarik ke masa
sekarang, untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik,” jelasnya.
“ Jadi pilihlah suasana hati
kalian, dalam situasi paling kacau sekalipun, karena kalianlah master dan
penguasa hati kalian. Dan hati yang selalu bisa dikuasai pemiliknya adalah hati
orang sukses,” tandasnya dengan mata berkila - kilat.
4.3.2
Tokoh Antagonis
Tokoh Antagonis
yaitu tokoh yang biasanya memiliki prilaku yang jelek atau jahat, dalam Novel
ini tokoh yang bertidak sebagai tokoh antagonis yakni :
1.
Tyson ( Rajab Suja’i)
12
Dia merupakan orang terhoror
(paling di takuti) Alif selama di PM,wajahnya sangat menyeramkan dan mudah
marah begitu saja. Berikut kutipannya :
“Hei...... nanti dulu,
kalian tetap dihukum, di PM tidak ada kesalahan yang berlangsung tanpa dapat
ganjaran ,” hardik si Tyson.
2.
Ust Torik
Dia
adalah orang keduayang paling ditakuti setelah Tyson, dia tidak banyak bicara
tapi sekali bicara menakutkan. Berikut kutipannya :
“Kamu ngomong apa ??? bicara
yang jelas, lihat mata saya,” potongnya , matanya yang dalm mencorong tajam.
PENUTUP
4.
5.1 KESIMPULAN
Novel
itu suatu karangan prosa yang bersifat cerita dan yang menceritakan suatu
kejadian yang luar biasa dar kehidupan orang-orang luar yang mengalihkan tujuan
nasib mereka. Dari hasil analisis diatas,dengan diketahui novel tersebut dibangun
oleh berbagai macam penokohan yang mempunyai karakter yang berbeda-beda, secara
umum penokohan dibagi 2 macam:
1. Tokoh Utama yang diperankan oleh para
Sahibul Menara yang terdiri dari Alif, Raja
lubis, Atang, Baso Salahuddin, Said Jufri, Dulmajid.
2. Tokoh Sampingan
Disini dapat terlihat bahwa dalam novel ini pengarang menampilkan
penokohan secara Eksplisit yaitu dengan cara langsung (mengganbarkan bentuk
lahir) dan secara tidak langsung (menunjukan bagaimana prilakunya).
5.2 SARAN
Adapun saran yang penulis berikan ialah :
1. Diharapkan para pembaca novel ini
daengan lebih mengenal dan mengetahui akan penokohan yang ada dalam novel ini.
2. Hendaknya mengambil hikmah dari isi
novel ini sebagai salah satu acuan hidup para pemuda Indonesia,untuk menghidupkan
masa depan kelak.
3. Hendaknya dapat meneladani sifat
tokoh utama para Sahibul Menara dalam kehidupannya.
Dengan adanya pembahasan unsur penokohan
dalam novel ini saya berharap akan ada analisis lebih lanjut dengan menggunakan
unsur- unsur yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin.
1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru
Fuadi, Ahmad. 2009. Negeri 5 Menara. Jakarta : Gramedia Pustaka.
Semi, M Atar. 1998. Anatomi Satra. Padang : Angkasa Raya.
Http ://www.scribd.com/doc/24590930/Contoh Karya Tulis Ilmiah.
Http ://achmadadieb.wordpress.com/2010/07/04/Analisis Penokohan
Novel.
.
Langganan:
Postingan (Atom)